Kamis, 23 Mei 2013

Shalat Sunat Rawatib


BAB I
PENDAHULUAN
A.     LatarBelakangMasalah
Dalam agama Islam, amalan pertama yang akan dimintai pertanggungjawaban pada hari kiamat kelak adalah shalat. Shalat lima waktu hukumnya wajib. Seharusnya, setiap muslim melaksanakan shalat tidak hanya sebatas mengerjakan kewajiban, tetapi harus menjadikannya sebagai sebuah kebutuhan, baik rohani maupun jasmaninya.
Selain shalat wajib, agama Islam mengenal juga macam-macam shalat sunnah yang sebaiknya dikerjakan. Macam-macam shalat sunnah adalah shalat yang dilakukan di luar ibadah shalat wajib. Kita pun dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah. Shalat wajib ibarat modal, sedangkan shalat sunnah adalah keuntungannya.
Macam-macam shalat sunnah pun memiliki fadhilah atau manfaat, baik dalam urusan dunia maupun akhirat. Salah satu fadhilahnya adalah mendekatkan diri kepada Allah Swt dan menjadikan pelakunya dicintai Allah Swt.Di samping shalat wajib, macam-macam shalat sunnah pernah dicontohkan dan dilakukan Nabi Muhammad saw sepanjang hidupnya. Berikut ini merupakan macam-macam shalat sunnah yang bisa dikerjakan untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Khaliq.
B.     RumusanMasalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1.      Apakah Pengartian Shalat Rawatib ?
2.      Berapa Jumlah Shalat Rawatib ?
3.      Dimanakah tempat Shalat Rawatib itu ?




BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengertian Shalat Rawatib
Secara etimologis (لغة) kata rawatib (رواتب) berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari kata ratibah (راتبة) yang bermakna  tetap atau abadi.[1]
Secara terminologi shalat sunnah rawatib adalah shalat sunnah yang dikerjakan mengiringi shalat fardhu yang lima waktu, yaitu dikerjakan sebelum atau sesudah shalat fardlu.[2]
2.      Jumlah Raka’at Shalat Rawatib
Ada beberapa hadits yang  menjelaskan jumlah shalat sunnah rawatib beserta letak-letaknya, yaitu :
a. Qabla Shubuh
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ قَالَ أَخْبَرَنَا نَافِعٌ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَجْدَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَسَجْدَتَيْنِ بَعْدَ الظُّهْرِ وَسَجْدَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَسَجْدَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَسَجْدَتَيْنِ بَعْدَ الْجُمُعَةِ فَأَمَّا الْمَغْرِبُ وَالْعِشَاءُ فَفِي بَيْتِهِ وَحَدَّثَتْنِي أُخْتِي حَفْصَةُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ بَعْدَ مَا يَطْلُعُ الْفَجْرُ وَكَانَتْ سَاعَةً لَا أَدْخُلُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيهَا
Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id dari 'Ubaidullah berkata, telah mengabarkan kepada kami Nafi' dari Ibnu'Umar radliallahu 'anhuma berkata: "Aku pernah shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dua sujud (raka'at) sebelum shalat Zhuhur dan dua raka'at sesudah shalat Zhuhur, dua raka'at sesudah shalat Maghrib, dua raka'at sesudah shalat 'Isya', dan dua raka'at sesudah shalat Jum'at. Adapun untuk Maghrib dan 'Isya' Beliau melaksanaannya di rumah Beliau". Dan telah menceritakan kepadaku saudara perempuanku Hafshah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakan shalat dua raka'at dengan ringan setelah terbitnya fajar dan ketika itu aku tidak menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ". (shahih Bukhari 1:224 no 594)
            Dalam hadits ini, Ibnu Umar menjelaskan bahwa Nabi Saw melaksanakan shalat Qabla Shubuh setelah adzan. Dengan demikian tidak sah jika dilakukan sebelum masuk waktu shalat shubuh dan shalat ini juga tidak sah jika dilakukan setelah iqamat untuk shalat shubuh.
            b. Qabla Dzuhur
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Mani' berkata; telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ibrahim dari Ayyub dari Nafi' dari Ibnu Umar berkata; "Aku pernah shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dua rakaat sebelum zhuhur dan dua rakaat setelahnya. (ShahihBukhari1:329 no 1112)
            Hadits yang semisal juga ada dalam beberapa kitab hadits lainnya seperti dalam Shahih Muslim 1:504 no 729, Shahih Ibnu Khuzaimah 2:208 no 1197, Sunan at-Tirmidzi 2:290 no 425, Musnad Ahmad IbnuHanbal 2:6 no 4506, al-Muntaqa li Ibni al-Jarud 1:79 no 276
            Dalam hadits lain disebutkan
قال علي بن ابي طالب كان النبي ص يصلى قبل الظهر أربعا
            Ali bin Abi Thalib berkata, Rosulullah Saw shalat Qabla Dzuhur 4  raka’at (Sunan at-Tirmidzi 2:289 no 424).
            Hadits tersebut diperkuat dengan hadits lain yang terdapat dalam Shahih Ibnu Khuzaimah 2:217, Sunan at-Tirmidzi 2:289 no 424, sunan al-Kubra 1:149 no 345,420, Musnad al-Bazzar 2:262 no 673,677.
            Berdasarkan Hadits dari Ali tersebut,  kadang-kadangRosulullah Saw  shalat qabla dzuhur itu dilakukan 2 raka’at kadang-kadang 4 raka’at.
c. Ba’da Dzuhur
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Mani' berkata; telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ibrahim dari Ayyub dari Nafi' dari Ibnu Umar berkata; "Aku pernah shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dua rakaat sebelum zhuhur dan dua rakaat setelahnya. . (ShahihBukhari1:329 no 1112)
           Banyak hadits yang memperkuat hadits di  atas diantaranya adalah Shahih Bukhari 1:392 no 1112, Shahih Ibnu Hibban 6:207 no 2454, as-Sunan al-Kubra 1:159 no 390 dan al-Mu’jam al-Ausath 8:11 no 7799.
           d. Qabla Ashar
حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ عَاصِمِ بْنِ ضَمْرَةَ عَنْ عَلِيٍّ عَلَيْهِ السَّلَام أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي قَبْلَ الْعَصْرِ رَكْعَتَيْنِ
Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Abu Ishaq dari 'Ashim bin Dlamrah dari Ali 'alaihi salam, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam biasa mengerjakan shalat (sunnah) dua raka'at sebelum Ashar. (HR. Abu Dawud 1080)
           Hadits ini Dhaif karena dalam sanadnya ada rawi yang bernama ‘Ashim Ibnu Dlamrah. Ibnu Hibban mengatakan, “Ia meriwayatkan hadits-hadits yang bathil dari  Ali (Tahdzib at-Tahdzib 5:45).
           e. Ba’da Ashar
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى قَالَ حَدَّثَنَا هِشَامٌ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبِي قَالَتْ عَائِشَةُ ابْنَ أُخْتِي مَا تَرَكَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ السَّجْدَتَيْنِ بَعْدَ الْعَصْرِ عِنْدِي قَطُّ
Telah menceritakan kepada kami Musaddad berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya berkata, telah menceritakan kepada kami Hisyam berkata, telah mengabarkan kepadaku Bapakku - Aisyah berkata; yaitu anak saudara perempuanku-, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan dua rakaat setelah shalat 'Ashar (ShahihBukhari 1:213 no 566)
                       Banyak hadits-hadits yang menerangkan tentang Nabi Saw melaksanakan shalat 2  raka’at sesudah ashar diantaranya adalah dalam riwayat Shahih Bukhari 1:213 no 565, al-Mu’jam al-Ausath 4:119 no 3762, Shahih Muslim 1:572 no 835, Sunan an-Nasai 1:280 no 574, Sunan al-Baihaqy 2:458 no 4192.[3]
           f. QablaMagrib
قال رسول الله ص صلوا قبل المغرب ركعتين قال فى الثالثة لمن شاء كراهية أن يتخذها الناس سنة
           Rosulullah Saw bersabda, Shalatlah kalian 2 raka’at sebelum magrib. Dan pada yang ketiga kalinya beliau bersabda, bagi mereka yang mau mengerjakannya,  Karena khawatir orang menjadikannya sunat (Shahih al-Bukhari 1:396 no 1128).
           At-Thabari berkata, makna kata sunnat adalah syari’at dan cara yang lazimat (ketetapan yang didawamkan). Maksud beliau bahwa derajatnya lebih rendah daripada Rawatib shalat-shalat wajib. Tidak ada riwayat yang menerangkan bahwa Nabi Saw mengerjakan shalat tersebut (Fath al-Bari 3:76). Meskipun demikian,  bukan berarti menghilangkan istihbab shalat ini. Dalam hadits di atas Rosulullah Saw memerintahkan shalat tersebut, tetapi diakhiri dengan sabdanyaلمن شاء كراهية أن يتخذها الناس سنة.
           g. Ba’da Magrib
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي سَالِمٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْجُمُعَةِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair telah menceritakan kepada kami Al Laits dari 'Uqail dari Ibnu Syihab berkata, telah mengabarkan kepada saya Salim dari 'Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhuma berkata; "Aku pernah shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dua raka'at sebelum shalat Zhuhur, dua raka'at sesudah shalat Zhuhur, dua raka'at sesudah shalat Jum'at, dua raka'at sesudah shalat Maghrib dan dua raka'at sesudah shalat 'Isya'". (Shahih Bukhari 1:395 no 1126)
           h. Ba’da Isya
قال نافع صلى ابن عمر مع النبي ص وكان يصلى ركعتين بعد العشاء فى بيته
           Nafi’ berkata, Ibnu Umar shalat bersama Nabi Saw dan beliau shalat 2  raka’at setelah Isya di rumahnya.
Dari keterangan hadit-hadits  di atas bisa diketahui bahwa shalat sunnah rawatib adalah:
a.  2 rakaat sebelum subuh,
b. 2 rakaatsebelum zuhur, dan bisa juga 4 rakaat.
c. 2 rakaatsetelahzuhur
d. 2 rakaat sebelum ashar
e. 2 rakaat setelah ashar
f. 2 rakaat setelah maghrib,
g. 2 rakaat setelah isya,
3.      Tempat Shalat Rawatib
قال ابن عمر كان رسول الله ص يصلى ركعتين بعد المغرب فى بيته
           Ibnu Umar berkata, Rosulullah Saw shalat 2 raka’at sesudah magrib (Shahih Bukhari 1:395 no 1126)
قال نافع صلى ابن عمر مع النبي ص وكان يصلى ركعتين بعد العشاء فى بيته
           Nafi’ berkata, Ibnu Umar shalat bersama Nabi Saw dan beliau shalat 2  raka’at setelah Isya di rumahnya (Shahih Bukhari 1:395 no 1126).
           Banyak hadits-hadits yang senada dengan hadits di atas diantaranya adalah riwayat Musnad Abi Awwanah 2:262 no 329, Sunan Ibnu Majah 1:368 no 1164, dan lain sebagainya.


[1]Kamus al-mundzir
[2] Al-atsariyah.com
[3]Dalam hadits-hadits tersebut Aisyah berrmaksud menerangkan bahwa Nabi  Saw  tidak mengerjakan shalat ba’da ashar itu sejak pertama kali shalat itu disyari’atkan (Fath al-Bariy 2:81).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar