Diantara surat al-Quran yang mulia
yang sering kita dengar dan butuh untuk direnungkan dam ditadabburi adalah surat at-Takasur. Surat
At-Takatsur terdiri atas 8 ayat dan termasuk golongan surat-surat Makiyyah,
diturunkan setelah Surat Al-Kautsar. Dinamai “At-Takatsur” (bermegah-megahan)
diambil dari perkataan At-Takatsur yang terdapat pada ayat pertama dari surat
ini. At-Takatsur diambail dari kata Mukatsarah yang berarti berbanyak-banyakan.
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa surat ini turun berkenaan
dengan dua qabilah Anshar. Bani Haritsah dan Bani Harts yang saling
menyombongkan diri dengan kekayaan dan keturunannya dengan saling bertanya:
"Apakah kalian mempunyai pahlawan yang segagah dan secekatan si Anu?"
Mereka menyombongkan diri pula dengan kedudukan dan kekayaan orang-orang yang
masih hidup. Mereka mengajak pula pergi ke kubur untuk menyombongkan
kepahlawanan dari golongannya yang sudah gugur dengan menunjukkan keburannya.
Sehingga Allah menurunkan ayat ini sebagai teguran kepada orang-orang yang
hidup bermegah-megah sehingga terlalaikan ibadahnya kepada Allah SWT
الهكم التكاثر kamu telah terlalai, terlengah
dan
kamu telah terpaling daripada tujuan hidup yang sejati. Kamu tidak perhatikan lagi kesucian jiwa,
kecerdasan akal memikirkan hari depan. Telah Iengah kamu daripada
memperhatikan hidupmu yang akan mati dan
kamu telah lupa perhubunganmu dengan Tuhan Pencipta seluruh alam
dan
pencipta dirimu sendiri.
Kamu terlalai dan terlengah dari
itu semuanya karena kamu telah diperdayakan oleh kemegahan harta- benda. Sampai kamu berbangga
kepada sesamamu manusia; "Aku orang kaya!", "Aku banyak harta",
"Aku mempunyai keluarga besar, banyak anak dan banyak cucu." Padahal semuanya itu adalah keduniaan yang
fana belaka.
حتى زرتم المقابر sehingga kamu melewat ke kubur-kubur, kamu
tidak menyadari bahwa apabila kamu masuk
ke dalam kubur itu kamu tidak akan kembali
lagi ke dunia ini. Maka
terbuang percumalah umurmu yang telah habis untuk
mengumpulkan harta, mencari pangkat,
pengaruh dan kedudukan.
كلا سوف تعلمون janganlah begitu kelak kamu akan
mengetahui, maksudnya bahwasanya hidupmu yang telah terlalai karena
mengumpulkan harta, kekayaan, kemegahan itu sekali-kali bukanlah perbuatan yang
terpuji. Sekali- kali perbuatan itu tidaklah benar, yang akan membawa selamat.
Bahkan Akan kamu ketahui sendiri kelak bahwa perbuatanmu yang seperti itu tidak
ada faedahnya sama sekali, banyak hartamu tidaklah akan menolon, dan banyak
anak dan cucu tidaklah akan membela.
ثم كلا سوف تعلمون kemudian janganlah begitu kelak kamu akan
mengetahui, ayat ini sebagi penegasan (Taukid) sebagai peringatan pula bahwa
kamu akan tahu sendiri kelak sesudah alam kubur itu akan melanjutkan kepada
Alam Barzakh, kemudian itu dipanggilah kamu pada hari kiamat. Di waktu itu pun
akan kamu saksikan sendiri bahwa kekayaan dunia yang kamu megahkan dahulu sama
sekali tidak ada artinya lagi, yang berarti hanyalah amalan di dunia untuk
diambil hasilnya di akhirat.
كلا لوتعلمون علم اليقين janganlah begitu kelak kamu akan
mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, maksudnya kalau kiranya kamu
mempelajari rahasia hidup ini dengan seksama, sampai menjadi ilmu yang yakin
dan kamu dengar petunjuk yang dibawakan oleh Rasul s.a.w. niscaya kamu tidak
akan mungkin dilalaikan oleh bermegah-megahan mengejar dunia, tapi justru kamu
akan berlomba-lomba dalam beramal shaleh, namun karena kamu tidak mengetahui
dengan pengetahuan yang sebenarnya akhirnya kamu terjerumus ke dalam keadaan
yang sekarang ini.
لترون الجحيم niscaya kanu benar-benar akan melihat neraka
jahim, Pada ayat ini Allah SWT bersumpah
dengan “Laamul Qasam” bahwa orang-orang yang ingkar itu balasannya neraka.
Andaisaja hidup ini kamu pelajari ajaran Muhammad dengan
seksama, dengan iman dan percaya, niscaya akan kamu lihat neraka itu sebagai
ganjaran bagi orang yang ingkar. Meskipun belum engkau lihat dengan mata
kepalamu, pasti dapatlah dilihat dan diyakini oleh pikiranmu yang sehat dan
jernih.
ثم لترونها عين اليقين dan sesungguhnya kamu
benar-benar akan melihatnya dengan ainul yaqin, 'ainul yaqin artinya melihat
dengan mata kepala sendiri sehingga menimbulkan keyakinan yang kuat. Sesudah
kamu yakin dari pengetahuan, dari ilmu yang kamu terima dari Rasul yang
mustahil berbohong. Sesudah diyakini berkat ilmu yang ada, berkat hudan
(petunjuk) dan taufiq dari Allah, kelak pasti datang masanya keyakinan itu akan
naik lagi kepada tingkat yang lebih tinggi yaitu keyakinan karena mu'aayanah;
Keyakinan karena dapat dilihat mata, dapat dialami sendiri dalam kehidupan yang
kekal, dalam kehidupan yang khulud,
itulah iari akhirat.
ثم لتسئلن يومئذ عن النعيم kemudian pasti kamu
akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan. Ayat ini adalah penutup, tetapi
sebagai kunci bagi peringatan pada pembukaan ayat. Di ayat pertama dikatakan
bahwa kamu telah terlalai oleh kesukaanmu bermegah-megah dengan harta, dengan
pangkat dan kedudukan, dengan anak dan keturunan. Bermegah-megahan dengan
kehidupan yang mewah, dengan rumahtangga yang laksana istana, kendaraan yang
baru dan moden, emas perak dan sawah ladang. Semua memang adalah nikmat dari
Tuhan. Tetapi ketahuilah oleh kamu bahwa akan bertubi- tubi pertanyaan datang
tentang sikapmu terhadap segala nikmat itu.
Oleh sebab itu, hati-hatilah kita
dalam mensyukuri segala nikmat dari Allah dan janganlah lupa kepada yang
menganugerahkan nikmat tersebut, karena dipesona oleh nikmat itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar