Senin, 27 Mei 2013

TAFSIR SURAT AT-TAKASUR


            Diantara surat al-Quran yang mulia yang sering kita dengar dan butuh untuk direnungkan  dam ditadabburi adalah surat at-Takasur. Surat At-Takatsur terdiri atas 8 ayat dan termasuk golongan surat-surat Makiyyah, diturunkan setelah Surat Al-Kautsar. Dinamai “At-Takatsur” (bermegah-megahan) diambil dari perkataan At-Takatsur yang terdapat pada ayat pertama dari surat ini. At-Takatsur diambail dari kata Mukatsarah yang berarti berbanyak-banyakan.
            Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa surat ini turun berkenaan dengan dua qabilah Anshar. Bani Haritsah dan Bani Harts yang saling menyombongkan diri dengan kekayaan dan keturunannya dengan saling bertanya: "Apakah kalian mempunyai pahlawan yang segagah dan secekatan si Anu?" Mereka menyombongkan diri pula dengan kedudukan dan kekayaan orang-orang yang masih hidup. Mereka mengajak pula pergi ke kubur untuk menyombongkan kepahlawanan dari golongannya yang sudah gugur dengan menunjukkan keburannya. Sehingga Allah menurunkan ayat ini sebagai teguran kepada orang-orang yang hidup bermegah-megah sehingga terlalaikan ibadahnya kepada Allah SWT
            الهكم التكاثر kamu telah terlalai, terlengah dan kamu telah terpaling daripada tujuan hidup yang sejati. Kamu tidak perhatikan lagi kesucian jiwa, kecerdasan akal memikirkan hari depan. Telah Iengah kamu daripada memperhatikan hidupmu yang akan mati dan kamu telah lupa perhubunganmu dengan Tuhan Pencipta seluruh alam dan pencipta dirimu sendiri. Kamu terlalai dan terlengah dari itu semuanya karena kamu telah diperdayakan oleh kemegahan harta- benda. Sampai kamu berbangga kepada sesamamu manusia; "Aku orang kaya!", "Aku banyak harta", "Aku mempunyai keluarga besar, banyak anak dan banyak cucu." Padahal semuanya itu adalah keduniaan yang fana belaka.
            حتى زرتم المقابر sehingga kamu melewat ke kubur-kubur, kamu tidak menyadari bahwa apabila kamu masuk ke dalam kubur itu kamu tidak akan kembali lagi ke dunia ini. Maka terbuang percumalah umurmu yang telah habis untuk mengumpulkan harta, mencari pangkat, pengaruh dan kedudukan.
            كلا سوف تعلمون janganlah begitu kelak kamu akan mengetahui, maksudnya bahwasanya hidupmu yang telah terlalai karena mengumpulkan harta, kekayaan, kemegahan itu sekali-kali bukanlah perbuatan yang terpuji. Sekali- kali perbuatan itu tidaklah benar, yang akan membawa selamat. Bahkan Akan kamu ketahui sendiri kelak bahwa perbuatanmu yang seperti itu tidak ada faedahnya sama sekali, banyak hartamu tidaklah akan menolon, dan banyak anak dan cucu tidaklah akan membela.
            ثم كلا سوف تعلمون kemudian janganlah begitu kelak kamu akan mengetahui, ayat ini sebagi penegasan (Taukid) sebagai peringatan pula bahwa kamu akan tahu sendiri kelak sesudah alam kubur itu akan melanjutkan kepada Alam Barzakh, kemudian itu dipanggilah kamu pada hari kiamat. Di waktu itu pun akan kamu saksikan sendiri bahwa kekayaan dunia yang kamu megahkan dahulu sama sekali tidak ada artinya lagi, yang berarti hanyalah amalan di dunia untuk diambil hasilnya di akhirat.
            كلا لوتعلمون علم اليقين janganlah begitu kelak kamu akan mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, maksudnya kalau kiranya kamu mempelajari rahasia hidup ini dengan seksama, sampai menjadi ilmu yang yakin dan kamu dengar petunjuk yang dibawakan oleh Rasul s.a.w. niscaya kamu tidak akan mungkin dilalaikan oleh bermegah-megahan mengejar dunia, tapi justru kamu akan berlomba-lomba dalam beramal shaleh, namun karena kamu tidak mengetahui dengan pengetahuan yang sebenarnya akhirnya kamu terjerumus ke dalam keadaan yang sekarang ini.
            لترون الجحيم niscaya kanu benar-benar akan melihat neraka jahim, Pada ayat ini Allah SWT bersumpah dengan “Laamul Qasam” bahwa orang-orang yang ingkar itu balasannya neraka. Andaisaja hidup ini kamu pelajari ajaran Muhammad dengan seksama, dengan iman dan percaya, niscaya akan kamu lihat neraka itu sebagai ganjaran bagi orang yang ingkar. Meskipun belum engkau lihat dengan mata kepalamu, pasti dapatlah dilihat dan diyakini oleh pikiranmu yang sehat dan jernih.
            ثم لترونها عين اليقين dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ainul yaqin, 'ainul yaqin artinya melihat dengan mata kepala sendiri sehingga menimbulkan keyakinan yang kuat. Sesudah kamu yakin dari pengetahuan, dari ilmu yang kamu terima dari Rasul yang mustahil berbohong. Sesudah diyakini berkat ilmu yang ada, berkat hudan (petunjuk) dan taufiq dari Allah, kelak pasti datang masanya keyakinan itu akan naik lagi kepada tingkat yang lebih tinggi yaitu keyakinan karena mu'aayanah; Keyakinan karena dapat dilihat mata, dapat dialami sendiri dalam kehidupan yang kekal, dalam kehidupan yang khulud,  itulah iari akhirat.
            ثم لتسئلن يومئذ عن النعيم kemudian pasti kamu akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan. Ayat ini adalah penutup, tetapi sebagai kunci bagi peringatan pada pembukaan ayat. Di ayat pertama dikatakan bahwa kamu telah terlalai oleh kesukaanmu bermegah-megah dengan harta, dengan pangkat dan kedudukan, dengan anak dan keturunan. Bermegah-megahan dengan kehidupan yang mewah, dengan rumahtangga yang laksana istana, kendaraan yang baru dan moden, emas perak dan sawah ladang. Semua memang adalah nikmat dari Tuhan. Tetapi ketahuilah oleh kamu bahwa akan bertubi- tubi pertanyaan datang tentang sikapmu terhadap segala nikmat itu.
            Oleh sebab itu, hati-hatilah kita dalam mensyukuri segala nikmat dari Allah dan janganlah lupa kepada yang menganugerahkan nikmat tersebut, karena dipesona oleh nikmat itu sendiri.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar